Apa Kabar Diri Sendiri?

Lama tak berkabar, aku ingin tahu keadaan diriku sendiri.

Dua bulan ini menjadi bulan dengan rutinitas baru yang kadang membagongkan. Sahabatku Aya Canina masih menjadi saksi dan korban ocehan sumpah serapah. Hampir tiap hari. Bukan hampir. Memang tiap hari.

Aku selalu suka dengan rutinitas baru, tapi sekarang ini aku selalu bingung apa yang kucari. Apakah rasa aman, nyaman, tantangan, materi, aku bingung.

Tapi dunia tak pernah berhenti kasih jawaban. Entah interpretasiku yang salah, entah memang begitu. Dan aku selalu percaya yang kedua. Bahwa segala sesuatu yang sensitif: penerimaan, harga diri, input external apapun itu menjadi penting.

Egoku selalu minta eksis. Eksis di mata orang, eksis di mata dunia. Itu menyebalkan. Apapun yang kau inginkan jika kau tidak dapatkan, itu menyebalkan bukan?

Jadi gimana kabarmu, sayang?

Untuk ini mari bantu aku refleksi ke belakang, merenung.

Usia terus bertambah, tapi kamu masih hobi lihat ke belakang.

Setahun yang lalu menjadi berat, mungkin semata-mata karena tahun sebelumnya lebih baik, padahal di tahun itu pun kau rasakan berat juga. Mengerti maksudku?

Ya… kita ngga tahu masa depan. Ngga pernah tahu.

Hari ini mungkin bisa kubilang buruk, padahal mungkin aku sedang dijauhkan dari keburukan yang lebih parah.

Bisa jadi yang sekarang aku dapatkan jauh memiliki value yang lebih besar. Coba apa?

Jam kerja yang lebih fleksible, skill manage uang yang lebih tinggi, hubungan dengan bagian lain yang sebelumnya belum pernah, bekerja secara kreatif.. apa lagi?

Ah. Aku juga punya waktu minimal 2 jam di dalam bis, sepanjang perjalanan untuk menulis kisah ini. Untuk belajar mindful, belajar bersyukur… dan menghitung apakah semua yang kudapatkan setimpal.

Hidup bisa berubah, dan Tuhan selalu siapkan pilihan. Mau kau ambil, atau tidak, semua yang terbaik.

Jadi… apa kabarmu hari ini?

Aku baik. Dan akan selalu merenung, melihat-lihat…