Sebuah Pesan
--
It’s might be hard, but you will always be able to pass it.
Kehidupan akan terus berjalan dengan seluruh lika-likunya. Ngga selalu mulus, bisa jadi seringnya berliku. Kalau lurus terus kayak jalan tol juga bahaya sih, bikin ngantuk parahnya sampai celaka.
Kalau selalu lurus, kita ngga akan ngerasa waspada bahaya sekitar. Kalau selalu lurus, kita ngga akan belajar. Karena satu pelajaran hidup yang gue dapatkan dari ini — permasalahan duniawi baik permasalahan gue pribadi atau orang sekitar, bahwa masalah itu apa sih sebenernya? Masalah adalah jalan kita menuju kita yang lebih bijak menyikapi hidup.
Buat apa bijak?
Supaya ngga gila. Supaya kita bisa menanggapi masalah dengan solusi terbaik — well bcs kita sebagai mahluk hidup ngga akan lepas dari masalah. Tapi paling tidak kita bisa tetap waras kalau-kalau masalah datang, makanya kita butuh bijak.
Nangis biasa, dan memang wajar banget. Merasa kecewa dan ngga berguna, itu biasa, sangat wajar. Merasa hina, merasa kecil, itu wajar.
Kita hidup diselimuti standar. Standar cantik, standar kaya, standar populer… Tapi apakah hidup kita tujuannya untuk memenuhi standar yang berlaku di lingkungan kita?
Bisa iya, tapi ngga harus. Yang penting waras.
Sekali lagi, kunci kesuksesan adalah waras.
Hidup memang ngga pernah enak, ngga ada yang sempurna.
Ada yang sudah dapat pasangan hidup di usia muda tapi masih kurang duit, ada yang kaya umur sudah matang tapi hati sepi, ada yang sedang berkarir tapi disikut kolega, ada ibu muda beranak satu dengan karier bagus yang ditinggal mati suami. Well, dan kisah-kisah kehidupan lainnya.
Tapi bagus, buat kamu yang masih bertahan di tengah keraguanmu akan banyak hal. Gaji turun di tengah pandemi, kerja tak sesuai passion semata-mata demi isi perut, kerja capek banting tulang di jalan demi menghidupi keluarga.
Luar biasa, buatmu yang masih bertahan dengan segala keterbatasan. Bahwa keterbatasan itu memang ada, tapi jangan runtuh hanya karenanya. Keterbatasan itu ada agar kita semakin menghargai banyak hal.
Waktu, teman kerja, rekan terdekat, keluarga. Mungkin kalau kita baik-baik saja: bebas kemanapun yang dimau, bebas makan apapun, bebas melakukan apapun yang kita suka, kita akan lupa untuk menghargai sesuatu bahkan diri kita sendiri. Kita lupa bahwa ada kehidupan setelah hari ini.
Well, sekali lagi. Hidup akan selalu naik-turun, dengan segala lika-liku yang ada. Ngga ada hidup yang sempurna. Ngga ada hidup yang baik terus.
Maka, terakhir…
Untukmu, untuk diriku, terima kasih sudah bertahan.