Mantra Lilith
Day 10: Tokoh mitologi perempuan (Writing projects bersama Aya Canina & Ayyara Fay Japakyati)
Judul tulisan kali ini diambil dari salah satu buku yang aku suka banget, karya Hendri Yulius.
Buku “Mantra Lilith” karya Hendri Yulius ini kubeli di Gramedia — oktober, tujuh tahun yang lalu — saat sedang tidak berniat membeli buku apapun, tapi rasanya toko buku memanggil. Sambil menelusuri lorong demi lorongnya, dari mulai buku best seller, hingga segmentasi tertentu.
Aku berhenti saat melihat sampul bukunya. Ini yang kucari.
Aku baca judulnya, lalu membalikkan bukunya, dan kubaca bagian sinopsis di belakangnya. Ini yang kucari.
Kisah tentang perempuan, dendam, neraka.
Lagi-lagi, bukankah perempuan itu sial?
Aku beli bukunya, dan segera kuhabiskan dalam waktu dua hari. Iya, dulu aku bisa makan satu buku dua hari, bahkan kurang dari itu. Sekarang ini, susah sekali rasanya.
—
Pertama aku kenal “Lilith” — mendengar namanya — ya dari buku Hendri Yulius ini. Lilith, dalam buku Mantra Lilith oleh Hendri Yulius diceritakan adalah perempuan yang diciptakan untuk menemani Adam di Surga — sebelum Hawa.
Dikutip dari laman National Geographic Indonesia, “Lilith adalah salah satu roh wanita tertua di dunia. Akarnya berasal dari Epos Gilgames yang terkenal, tetapi ia juga dijelaskan dalam Alkitab versi The Message dan Talmud.”
Dalam mitologi Yahudi, dia dikenal sebagai iblis. Namun di berbagai sumber lain, dia muncul sebagai perempuan pertama — yang diciptakan sama seperti Adam diciptakan — di bumi.
Secara tradisional Lilith berarti ‘’malam’’. Dia dikaitkan dengan atribut yang berhubungan dengan aspek spiritual sensualitas dan kebebasan, tetapi juga teror (Nationalgeographic.co.id).
Kalau aku sudah kenal Lilith di tahun aku melahirkan Agnicia Rana, mungkin aku akan memberi kata “Lilith” di tengah namanya. Kalau kau mau tahu alasannya, kau boleh baca tulisanku ini: “Namaku Agnicia Rana”.
Dalam islam sendiri, seperti diyakini oleh kebanyakan umat muslim— yang ceritanya turun temurun dan kita dengar di madrasah— tak ada Lilith (perempuan pertama) di surga kecuali Hawa.
Hawa yang diciptakan dari tulang rusuk Adam untuk menemani Adam di Surga sebelum digoda iblis untuk memakan buah Khuldi. Sebuah dosa besar yang membuat mereka diturunkan ke bumi.
Mereka diturunkan ke bumi di tempat terpisah dan bertemu kembali. Lalu lahirlah anak-anak Adam, yang beranak lagi. Lalu anak-anaknya beranak lagi, dan lahirlah cucu-cucu Adam — termasuk kita.
Begitulah katanya kita semua bermula.
Dalam kisah lainnya, Lilith muncul sebagai ular yang menjelma iblis, yang penuh dendam, membunuh anak-anak dan meminum darah pria serta memakan daging mereka. Hal ini membuatnya dikaitkan derat dengan Lamashtu (perempuan paling mengerikan dalam mitologi Mesopotania).
Dalam imaji kuno, Lilith dikaitkan dengan “burung hantu dan singa.” Singa “mewakili kesadaran maskulin yang dikuasainya.” Sementara kaitannya dengan burung hantu, Barbara Black Koltuv menyebut praktik Kabbalistik Gematria, huruf-huruf dalam nama Lilith jumlahnya sama dengan kata ‘screech’ (teriakan melengking). “Teriakannya menenggelamkan doa-doa orang-orang saleh, menyebabkan kekacauan bagi yang suci,” ungkap Koltuv — nationalgeographic.grid.id
Bukan tanpa alasan, Lilith lahir dan dikisahkan sebagai istri (pertama) Adam yang pembangkang, tak mau menuruti kata-kata Adam. Katanya, Perempuan harus tunduk kepada laki-laki. Perempuan harus penurut, harus patuh karena ia perempuan. Lilith yang pembangkang itu pun lari jauh menghilang meninggalkan taman Eden, menolak untuk menjadi pelayan (istri) Adam.
—
Bukankah semua perempuan adalah Lilith dalam pandangan Misogini?
Dari mulai glorifikasi betapa beruntungnya lelaki yang mendapatkan malam pertama istrinya dengan vagina yang masih perawan. Katanya, perempuan yang bisa menjaga keperawanannya itu langka di zaman yang menuju akhir ini.
Kalau definisi perawan adalah vagina yang masih rapat karena belum pernah dimasuki penis, bukankah laki-laki — yang menjadi suaminya — juga sudah hilang perawan sejak dia iseng menggerak-gerakkan tangan pada penisnya yang berdiri, demi membuat benda keras itu lemas lagi?
Aku jadi ingat dulu guru agamaku bilang, “Perempuan itu seperti berlian. Bayangkan. Orang kalau punya berlian pasti dijaga, ditutup rapat-rapat, begitupun perempuan. Harus ditutup dengan hijab, untuk menjaga. Bayangkan betapa senangnya nanti suami kita kalau kita bisa menjaga diri” (iya, kita. guru agamaku juga perempuan).
Aku sepakat bahwa hijab adalah identitas perempuan muslim, yang lahir dari betapa sayang dan betapa perempuan dimuliakan oleh Allah SWT. Tapi tidak dengan narasi “bayangkan betapa senangnya nanti suami kita kalau kita bisa menjaga diri”. Kenapa pula harus berhijab untuk dapat suami? Dan kenapa pula ada narasi pendukung lainnya yang bilang perempuan berhijab berarti taat agama, berarti tahu agama, berarti patuh kepada suaminya kelak — karena patuh pada perintah Allah SWT?
Apa lagi?
Stigma janda adalah perempuan problematik yang kasihan dan merindukan pelukan laki-laki dan rela tidur dengan lelaki manapun saking kering tubuhnya? Yang bilang kalau “Janda itu turun harganya karena dia perempuan dan janda, apalagi kalau punya anak”, sementara lelaki bercerai disebut ‘duda keren’.
Belum lagi candaan seksis tebak-tebak keperawanan dari cara berjalan, sementara lelaki yang berhasil ngaceng dan ejakulasi dibilang keren? — dan ini dibahas di tongkrongan.
Bahwa ada pandangan cepat ejakulasi artinya vagina sempit dan enak, dan lama ejakulasi artinya perempuan yang ditiduri tidak menarik karena vaginanya longgar? (Ini aku temui di X, aku ngga screen shot karena terlanjut marah, apalagi narasi ini disebut oleh akun perempuan). Kenapa pula perempuan bertanggung jawab atas ejakulasi laki-laki?
Bukankah semua perempuan yang diselingkuhi atau menjadi selingkuhan adalah Lilith? Perempuan yang diselingkuhi yang tahu penis suaminya maju mundur di lubang perempuan lainnya, tetap diminta melayani sementara rasa jijik datang bersamaan penis suaminya masuk tubuhnya saat bercinta, sambil ia pura-pura menikmati padahal rintihan yang keluar adalah kemalangan?
Hal lainnya sama seperti perempuan yang menjadi selingkuhan. Dihujat, dibilang murahan, dibilang hanya pemuas nafsu, dan rendahan.
Perempuan yang diselingkuhi kemudian ribut dengan perempuan selingkuhan memperebutkan kontol yang pernah masuk ke tubuh mereka, sementara yang punya kontol duduk di pojokan bak lelaki bersahaja tanpa dosa sambil mengarang nasari laki-laki selingkuh karena istrinya tak memuaskan, karena istrinya bukan penurut, karena istrinya tak bisa mengerjakan pekerjaan rumah?
Pijat rahim karena katanya lama hamil itu berarti rahim perempuan ditutup jin ifrit — atau apa lah namanya — , karena dari rahim perempuan tumbuh jabang bayi beserta permasalahan-permasalahan termasuk gagalnya ia dibuahi karena ketidakmampuan perempuan — rahimnya?
Kenapa ngga ada pijat testis? — di tengah Mak Erot gencar memperbesar penis laki-laki biar makin bikin puas. Mak Erot — kalau masih hidup, eh sudah meninggal, kan? — harusnya membuat menu pijatan khusus untuk bikin penis laki-laki bisa ngaceng hanya kalau bercinta dengan pasangan — istrinya — saja.
Jamu rapet singset. Rapet dan singset adalah kunci. Supaya suami betah, supaya suami ngga suka jajan di luar. Bahwa sekali suami melangkah keluar rumah artinya ia bebas berkeliaran dan istrinya wajib shalat 5 waktu dan berdoa agar suaminya dijaga — hawa nafsunya — oleh Tuhan. Sementara, perempuan — istri — yang melangkah satu langkah saja keluar rumah tanpa izin suami artinya perempuan dajjal?
Bukankah kita, perempuan, adalah Lilith?
Bukankah dalam kamus misoginis dan patriariki, kita semua adalah Lilith?
Bukankah kita hanyalah objek pemuas nafsu dan penyeimbang ekosistem yang bertugas melahirkan anak-anak Adam?
—
Untuk itu semua, aku tak masalah jika aku disebut Lilith atau iblis haram jaddah, atau pengabdi setan sekalipun — aku sudah disebut begini oleh mantan suamiku.
Aku wajib membangkang, bukan ‘nganggkang’ saja nurut lelaki biar ejakulasi, sementara penis berdiri begitu dilihat perkasa dan bebas mengeluarkan muntahannya di perut, wajah, bahkan mulut, padahal dia lupa dari lubang tubuh perempuan pula lah ia berasal.
Jika memang balas dendam adalah tugas Lilith, aku mau turut berkeliling dan makan daging semua lelaki yang penisnya maju-mundur dan masih melihat sesamaku sebagai objek, tanpa pernah tanya — tahu — apa yang benar-benar perempuan di hadapannya mau.
Jika boleh tak tunduk, biar aku menua dimakan waktu sambil kasih makan anak-anak kucing yang lahir dari anak kucingku sebelum mereka. Biar aku buktikan bahwa aku tak butuh lelaki, kecuali penisnya saja yang bisa aku beli di laman penjual mainan untuk bercinta.
Biar semua — laki-laki — tahu, bahwa benar kata berita yang bilang, ‘makin banyak laki-laki tidak mapan sementara perempuan semakin mandiri’, bahwa kalau punya duit, kami tak butuh lagi laki-laki. Kalau misoginis, patriarti, bisa beli tubuh perempuan, kami pun bisa beli penis silikon glow in the dark — atau yang bergerigi sekalipun, atau yang bisa otomatis bergerak maju-mundur pun.
Jika Lilith adalah marah, aku adalah Lilith detik tulisanku ini naik ke berandamu.